BAB 1
SYAIR-SYAIR KEMBAR
Syair 1 :
Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adlah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.
Syair 2 :
Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adlah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.
Syair 3 & 4 :
"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya". Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir.
"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya". Selama seseorang suadh tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian akan berakhir..
Syair 5 :
Kebencian tak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian. Tetapi, kebencian akan berakhir bila dibalas dengan tidak membenci. Inilah satu hukum abadi.
Syair 6 :
Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa dalam pertengkaran mereka akan binasa, tetapi mereka yang dapat menyadari kebenaran ini akan segera mengakhiri semua pertengkaran.
Syair 7 & 8 :
Seseorang yang hidupnya hanya ditujukan pada hal-hal yang menyenangkan, yang idneranya tidak terkendali, yang makannya tidak mengenal batas, malas serta tidak bersemangat, maka Mara (penggoda) akan menguasai dirinya, bagaikan angin menumbangkan pohon yang lapuk
Seseorang yang hidupnya tidak ditujukan pada hal-hal yang menyenangkan, yang idneranya terkendali, yang sederhana dalam makanan, penuh keyakinan serta bersemangat, maka Mara (penggoda) tidak dapat menguasai dirinya, bagaikan angin yang tidak dapat menumbangkan pohon yang lapuk
Syair 9 & 10 :
Barang siapa belu, bebas adri kekotoran-kekotora batin, yang tidak memiliki pengendalian diri serta tidak mengerti kebenaran, sesunguhnya tidak patut ia mengenakan jubah kuning.
Tetapi, ia yang te4lah dapat membuang kekotoran-kekotoran batin, teguh dalam kesusilaan, memiliki pengendalian diri serta mengerti kebenaran, maka sesungguhnya ia patut mengenakan jubah kuning.
Syair 11 & 12 :
Mereka yang menganggap ketidakbenaran sebagai kebenaran dan kebenaran sebagai ketikdabenaran, maka mereka yang mempunyai pandangan keliru seperti itu, tak akan pernah dapat menyelami kebenaran.
Mereka yang mengetahui kebenaran sebagai kebenaran dan ketidakbenaran sebagai ketikdabenaran, maka mereka yang mempunyai pandangan benar seperti itu, akan dapat menyelami kebenaran.
Syair 13 & 14 :
Bagaikan hujan yang dapat menembus rumah beratap tiris, demikian pula nafsu akan dapat menembus pikiran yang tidak dikembangkan dengan baik.
Bagaikan hujan yang tidak dapat menembus rumah beratap baik, demikian pula nafsu tidak dapat menembus pikiran yang telah dikembangkan dengan baik.
Syair 15 :
Di dunia ini ia bersedih hati, di dunia sana ia bersedih hati; pelaku kejahatan akan bersedih hati di kedua dunia itu. Ia bersedi dan meratap kaerna meilhat perbuatannya sedniri yang tidak bersih.
Syair 16 :
D dunia ini ia bergembira, di dunia sana, ia bergembira, pelaku kebajikan bergembira di kedua dunia itu. Ia bergembira dan bersuka-cita kaerna melihat perbuatannya sendiri yang bersih.
Syair 17 :
Di dunia ini ia menderita, di dunia sana ia menderita,;pelaku kejahatan menderta di kedua dunia itu. Ia meratap ketika berpikir : "Aku telah berbuat jahat", dan ia akan lebih menderita ketika berada di alam sengsara.
Syair 18 :
Di dunia ini ia bahagia, di dunia sana ia berbahagia; pelakuk kebajikan di kedua dunia itu, ia akan berbahagia ketika berpikir : " Aku telah berbuat bajik", dan ia akan lebih berbahagian lagi ketika berada di alam bahagia.
Syair 19 & 20 :
Biarpun seseorang banyak membaca kitab suci tetapi tidak berbuat
0 comments:
Post a Comment