Monday, December 2, 2013

BAB 10
HUKUMAN

Syair 129 :
Semua orang takut akan hukuman, semua orang takut akan kematian. Setelah membandingkan orang lain dengan diri sendiri, hendaknya seseorang tidak membunuh atau mengakibatkan pembunuhan.

Syair 130 :
Semua orang takut akan hukuman, semua orang mencintai kehidupan. Setelah membandingkan orang lain dengan diri sendiri, hendaknya seseorang tidak membunuh atau mengakibatkan pembunuhan.

Syair 131 & 132 :
Barang siapa mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri dengan jalan menganiaya mahluk lain yang juga mendambakan kebahagiaan, maka setelah mati ia tidak akan memperoleh kebahagiaan.

Barang siapa mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri dengan jalan tidak menganiaya mahluk lain yang juga mendambakan kebahagiaan, maka setelah mati ia akan memperoleh kebahagiaan.

Syair 133 & 134 :
Jangan berbicara kasar kepada siapapun, karena mereka yang mendapat perlakuan demikian akan membalas dengan cara yang sama. sungguh menyakitkan ucapan kasar itu, yang pada gilirannya akan melukaimi.
Apabila engkau berdiam diri bagaikan sebuah gong pecah, berarti engkau telah mencapai nirwana, sebab keinginan membalas dendam tak terdapat lagi dalam dirimu.

Syair 135 :
Bagaikan seorang penggembala menghalau sapi-aspinya dengan tongkat ke padang rumput, begitu juga umur tua dan kematian menghalau kehidupan setiap makluk.

Syair 136 :
Apabila orang bodoh melakukan kejahatan, ia tak mengerti akan akibat perbuatannya. Orang bodoh akan tersiksa oleh perbuatannya sendiri, seperti orang yang terbakar oleh api.

Syair 137, 138, 139, dan 140 :
Seseorang yang menghukum mereka yang tidak patut dihukum dan tidak bersalah, akan segera memperoleh salah satu di antara speuluh keadaan berikut :

Ia akan mengalami penderitaan hebat, kecelakaan, jika berat, sakit berat, atau bahkan hilang ingatan.

Atau ditindak oleh raja, atau mendapat utduhan yang berat, atau kehilangnan sanak saudar, atau harta kekayaannya habis.

Atau rumahnya musnah terbakar; dan setelah tubuhnya hancur, orang bodoh itu akan terlahir kembali di alam neraka.

Syair 141 :
Buakn dengan cara telanjang, rambut dijalin, badan kotor berlumpur, berpuasa, berbaring di tanah, melumuri tubuh dengan debu, ataupun berjongkok di atas tumit, seseorang yang bleum bebas dari keragu-raguan dapat mensucikan diri.

Syair 142 :
Walau digoda dengan cara bagaimanapun, jika seseorang dapat menjaga ketenangan pikirannya, damai, mantap, terkendali, suci murni dan tidak lagi menyakiti mahluk lain; sesungguhnya ia adalah seorang brahmana, seorang sramana, seorang bhiksu.

Syair 143 & 144 :
Di dalam dunia ini jarang ditemukan seseorang yang dapat mengendalikan diri dengan memiliki rasa malu untuk berbuat jahat, yang senantiasa waspada, bagikan seekor kuda yang terlatih baik dapat menghindari cemeti.

Bagaikan seekor kuda yang terlatih baik, walaupun sekali saja merasakan cambukan segera menjadi bersemangat dan berlari cepat; demikian pula halnya dengan orang yang rajin, penuh keyakinan, yang memiliki sila semangat, konsentrasi dan menyelidiki Ajaran Benar dengan bekal pengetahuan dan tingkah laku sempurna serta memiliki kesasdaran, akan segera meninggalkan penderitaan yang berat ini.

Syair 145 :
Pembuat saluran air mengatur jalannya air, tukang panah meluruskan anak panah, tukang kayu melengkungkan kayu; orang bajik mengendalikan dirinya sendiri.





0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.