Saturday, November 30, 2013


BAB 4
BUNGA-BUNGA

Syair 44 & 45 :
Siapakah yang akan menaklukkan dunia ini beserta alam Yama dan alam Dewa? Siapakah yang akan menyelidiki Jalan kebajikan yang telah diterangkan dengan jelas, seperti seorang perangkai bunga yang pandai memilih bunga?
Seorang Sekha (siswa yang masih berlatih) akan menaklukkan dunia ini beserta alam Yama dan alam Dewa. Seorang siswa yang masih berlatih ini akan menyelidiki Jalan Kebajikan yang telah diajarkan dengan jelas, seperti seorang perangkai bunga yang pandai memilih bunga.

Syair 46 :
Setelah mengetahui bahwa tubuh ini bagaikan busa, dan setelah menyadari sifat mayanya, maka hendaknya seseorang mematahkan bunga nafsu keinginan dan menghilang dari pandangan raja kematian.

Syair 47 :
Orang yang mengumpulkan bunga-bunga kesenangan indria, yang pikirannya kacau, akan diseret oleh kematian bagaikan banjir besaryang menghanyutkan sebuah desa yang tertidur.

Syair 48 :
Orang yang mengumpulkan bunga-bunga kesenangan indria, yang pikirannya kacau dan tak pernah puas, akan berada di bawah kekuasaan Sanga Penghancur (kematian).

Syair 49 :
Bagaikan seekor kumbanga mengumpulkan madu dari bunga-bunga tanpa merusak warna maupun baunya, demikian pula hendaknya orang bijaksana mengembara dari desa ke desa.

Syair 50 :
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan orang lain. Tetapi perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri.

Syair 51 & 52 :
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum, demikian pula akan tidak bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang tidak melaksanakannya.
Bagaikan sekuntum bunga yang indah serta berbau harum, demikian pula sungguh bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang melaksanakannya.

Syair 53 :
Seperti dari setumpuk bunga yang dapat dibuat banyak karangan bunga, demikian pula hendaknya banyak kebajikan dapat dilakukan oleh manusia di dunia ini.

Syair 54 & 55 :
Harumnya bunga tak dapat melawan arah angin. Begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara dan melati. Tetapi harumnya kebajikan dapat melawan arah angin, harumnya nama orang bajik dapat menyebar ke segenap penjuru.
Harumnya kebajikan adalah jauh melebihi harumnya kayu cendana, bunga tagara, teratai maupun melati.

Syair 56 :
Tidaklah seberapa harumnya bunga tagara dan kayu cendana, tetapi harumnya mereka yang memiliki sila (kebajikan) menyebar sampai ke surge.

Syair 57 :
Mara tak dapat menemukan jejak mereka yang memiliki sila, yang hidup tanpa kelengahan dan yang telah terbebas melalui Pengetahuan Sempurna.

Syair 58 & 59 :
Seperti dari tumpukan sampah yang dibuang di tepi jalan, tumbuh bunga teratai yang berbau harum dan menyenangkan hati.
Begitu juga di antara orang duniawi, siwa Hyang Buddha yang Maha Sempurna bersinar menerangi dunia yang gelap ini dengan kebijaksanaannya.
































0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.